Beranda

Langsung ke konten utama

TWINKLING WATERMELON (2023); Saat Paling Bersinar dalam Hidupmu



Menurutmu, kapankah saat-saat hidupmu bersinar terang?

Saat ini, masa muda, atau masa depan?

Sebagaimana judulnya yang terkesan sederhana, Twinkling Watermelon juga tampil bersahaja. Ia serupa teman sebaya, kakak, orangtua. Menontonnya seakan direngkuh erat oleh orang tersayang. Nyaman dan hangat. 

STORYLINE

Eun Gyeol tumbuh di keluarga tuli. Oleh ayahnya, ia disebut sebagai 'suara' dan malaikat yang menjadi penghubung orangtua dan kakaknya 'berbicara' pada dunia. Eun Gyeol juga jadi tumpuan harapan sang ayah dalam bidang akademik sejak kecil, yang memimpikan perubahan nasib keluarga. 

Masa kanak-kanak dan remaja, Eun Gyeol mampu mengikuti kemauan sang ayah. Terlebih, dia merasa bersalah karena hampir membuat ayahnya mati dalam kebakaran yang terjadi saat ia kecil. Tapi menginjak SMA, Eun Gyeol tak mampu lagi membendung keinginan untuk bermusik. 

Back to past, saat SD, Eun Gyeol pernah dirundung oleh teman sekelasnya. Ia menangis di depan sebuah toko musik karena merasa tak adil. Selama ini temannya sudah ia bantu, tapi kebaikannya dibalas bully-an. 


Lalu, pemilik toko musik yang digosipkan angker dan berbahaya membukakan pintu untuk Eun Gyeol. Kakek berekspresi wajah datar itu juga memberinya minuman serta pakaian hangat. At the end, Eun Gyeol ditawari bermain gitar. 

Musik adalah bahasa universal, begitu nasehatnya. Gitar salah satu perantaranya, yang melodinya senada pesan yang ingin disampaikan pemainnya. Kalau Eun Gyeol sedih, gitar miliknya akan ikut 'sedih'. Jika marah, melodinya akan menghentak-hentak. Senang? Maka pendengar akan tahu dari petikan senar yang ceria. 

Eun Gyeol jatuh hati. Ia mengangguk senang, aku mau belajar! 


Lantas begitulah masa kecil anak tampan ini bersinar. Bodo amat ia dirundung, ia menemukan percikan bahagia lewat memainkan gitar bersama sang mentor pemilik toko musik. 

Saat itulah, kejadian kebakaran itu terjadi. Eun Gyeol menyimpan ketekunannya bermusik, lebih mengalihkan fokus di akademik, hingga ia sempat menjalani peran ganda ketika SMA. Pagi sekolah, malam tampil sebagai musisi bergitar misterius di jalanan. 

Singkat cerita, ayahnya tahu. Dari tetangga julid yang menambah-nambah bumbu cerita. Eun Gyeol berteman dengan anak berandalan & memakai narkoba, katanya. Padahal mereka hanya grup musik yang mulai merintis karir. Narkoba itu pun hanyalah obat biasa. 

Ayah Eun Gyeol

Keduanya bertengkar. Sang ayah kecewa karena Eun Gyeol menyembunyikan kegiatannya bermusik seolah tak percaya pada orangtua. Sedangkan Eun Gyeol lelah dan marah sebab selama ini merasa ia hidup hanya sebagai tropi (bukti kebanggaan) orangtuanya. 

Lalu, di tengah emosi-emosi negatif itu, Eun Gyeol tiba-tiba saja melakukan perjalanan ke masa lalu. Ke tahun 1995, dimana sang ayah Ha Yi Chan hidup penuh semangat sebagai siswa SMA. 

Baca juga: A Time Called; Jeon Yeo Bin time-travelling demi bertemu dengan Ahn Hyeo Seop

REVIEW

Chemistry anak laki-laki dan ibu sudah biasa. Ini dong bos, revolusi. Saatnya menampilkan chemistry boy and his dad.  

Sepanjang nonton drakor, nggak pernah saya temukan hubungan bapak-anak laki laki seseru ini. Benar-benar hanya Twinkling Watermelon yang punya! 

Bayangkan, kamu habis bertengkar dan saling menyakiti dengan ayahmu. Lalu kamu tiba-tiba bertemu dengannya dalam bentuk anak SMA. Seumuran, muda, penuh semangat, petakilan pula. Pokoknya beda jauh, deh, dengan kesan ayahmu versi dewasa itu. 

Momen first meet paling lucu LOL

Excited, nggak, sih. Apalagi pas Eun Gyeol tahu Ha Yi Chan muda itu bisa bicara (cerewet pula!) dan anak band!

Heranlah Eun Gyeol. Kenapa ayahnya marah ia bermusik, padahal Yi Chan muda punya passion yang sama dengannya. 

Dimulailah perjalanan Eun Gyeol yang diperankan si manis Ryeo Un ini, menyelami masa muda Ha Yi Chan. Dari berusaha kenalan, bergabung dengan band Yi Chan yang amburadul, sampai mempertahankan takdir yang seharusnya terjadi di masa depan, seperti Ha Yi Chan muda harus jatuh cinta dengan Yoon Chung Ah. 

Yoon Chung Ah

Eun Gyeol juga baru tahu bahwa sebelum bertemu ibunya, Yi Chan itu naksir Se Gyeong, siswi populer pemain selo dari sekolah sebelah. Dia harus mencegah itu terjadi, dong, kalau dia masih mau eksis di tahun 2023 hahaha. 

Dan sumpah, deh, interaksi bapak-anak yang tiba-tiba sepantaran ini sukses bikin saya sayang banget sama Ryeo Un dan Hyung Wook. Sebagai bintang utama, keduanya all out banget chemistry nya. Apalagi ketika perlahan karakter-karakter anak SMA lainnya seperti anggota band, Se Gyeong dan Chung Ah juga bergabung ke dalam lingkup interaksi. 

Sekarang saya kangen berat sama hebohnya geng ini :(

Twinkling Watermelon menjelma seperti sahabat. Seolah tangan saya digandeng untuk bareng-bareng ikut perjalanan mereka membuat hidup dan masa muda penuh twinkle. Comforting parah. Saya nggak rela pisah sama mereka semua HUWAAAA. 

Dan itu semua, menurut saya, hadir dari karakter-karakter yang lovable, pemilihan cast yang sesuai, akting ciamik, dan naskah yang matang. Ryeo Un bilang, Twinkling Watermelon adalah naskah pertama yang bikin dia nangis. Dan saya merasakan itu. Dialog maupun storytellingnya seperti ditulis dengan sepenuh hati. 

Little did i know, ternyata penulisnya adalah orang yang sama dengan kreator Kill Me Heal Me. Pantas heartwarming sekali ceritanya.


KAMPANYE SIGN LANGUAGE

Tujuan utama drama ini, menurut saya, adalah sosialisasi dan seruan agar orang-orang lebih aware terhadap bahasa isyarat. 

Dunia punya banyak bahasa. Salah satunya adalah yang kerap digunakan Teman Tuli untuk berkomunikasi. 

Twinkling Watermelon meng-highlight tujuan tersebut lewat Yoon Chung Ah serta keluarga Eun Gyeol. Bahasa isyarat dihadirkan oleh mereka dengan begitu indah, menggugah, emosional dan penuh ekspresi. Salah satu favorit saya adalah adegan Eun Gyeol bertengkar dengan ayahnya di episode awal. Wah, itu one of masterpiece drama ini!

Chung Ah memakai sign language

Kagum saya dengan akting-aktingnya. Ryeo Un bilang, syuting kali ini tantangannya double. Sebab selain harus berkonsentrasi pada akting sebagai Eun Gyeol, dia mesti menyeimbangkan hal tersebut dengan bahasa isyarat. 

Duh, Ryeo Un, kalau kamu tahu banyak orang jadi tertarik pada bahasa isyarat setelah nonton ini, kamu pasti terharu! 

Benar, deh. Gara-gara Twinkling Watermelon, gara-gara naskah dan akting para pemerannya semenyentuh itu, saya jadi pengen belajar bahasa tersebut! 

Nyanyi dengan bahasa isyarat. Menyentuh dan menggugah!

PENUTUP

Twinkling Watermelon adalah salah satu combo drama paling menyenangkan tahun ini. Tema fresh, naskah menyentuh, didukung akting bersemangat artis-artis muda dan matang dari aktor-aktris senior. Tiap episodenya menawarkan keceriaan khas masa muda. 

Merampungkan seluruh episode, quote dari Yi Chan, yang khas Yi Chan banget, yang slengekan, ceria dan suka menolong itu, seakan memantik lagi api dalam diri yang redup ketika memasuki fase adulting. 


"Tak peduli masa depan seperti apa, aku akan membuat masa SMA ku sekarang bersinar (Twinkle) dan gemerlap dengan caranya sendiri."

Dan begitulah ia, membangun mimpinya menjadi anak band tangga demi tangga, dibantu Eun Gyeol yang entah datang dari mana, meski harus berkali-kali diremehkan. 

Bagi kita semua yang telah melewati masa tersebut, semoga masih menyisa twinkle-twinkle di sanubari, hingga apapun rawanya, kita masih mampu berjuang untuk tegak berdiri.

Jjang!






Komentar